(Mat 25:14-30/Luk 19:12-27)
Dalam kehidupan bersama, di mana pun dan kapan pun, orang harus  berjuang agar dapat dipercaya oleh orang lain. Orang mempertaruhkan diri  dan hidupnya, dapat dipercaya atau tidak, di hadapan orang lain. Bila  dapat dipercaya maka orang tersebut akan dipercaya  terus, sebaliknya bila tidak dapat dipercaya lagi maka orang tersebut  selamanya tidak akan pernah dipercaya. Artinya, kepercayaan itu mahal  harganya. Orang tidak dapat bermain-main dengan kepercayaan. Orang tidak  dapat menganggap remeh kepercayaan itu. Kepercayaan tersebut sangat  menentukan keberadaan dan jati diri seseorang di hadapan orang lain,  termasuk di hadirat Allah.
Perikop hari ini masih berbicara  mengenai akhir zaman, yang digambarkan seperti seorang tuan yang  mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Hamba pertama menerima  lima talenta, yang kedua menerima dua talenta, dan yang ketiga menerima  satu talenta, sesuai dengan kesanggupannya (ay 15). Ketika pulang, tuan  mengadakan pertanggungjawaban bersama hamba-hambanya. Hamba yang pertama  menyerahkan sepuluh talenta, termasuk labanya, dan dipuji oleh tuannya  (ay 20-21). Hamba yang kedua menyerahkan empat talenta, termasuk  labanya, dan dipuji seperti hamba yang pertama (ay 22-23). Hamba yang  ketiga juga mempertanggungjawabkannya, meski sambil marah, dengan  menyerahkan satu talenta saja, dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang  paling gelap (ay 24-30).
Hamba pertama dan kedua merupakan  gambaran hamba yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya sebab mampu  melaksanakan tugasnya dengan baik dan kreatif, sehingga membuahkan hasil  seperti yang diharapkan oleh tuannya. Apa yang dilakukan dan bagaimana  caranya tidak terlalu pentjng sebab yang terpenting adalah hamba mampu  mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Hasilnya  adalah pujian dan pemberian kepercayaan yang lebih besar "Baik sekali  perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia  dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam  perkara lebih besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (ay  21 dan 23). Hamba ketiga merupakan gambaran orang yang tidak dapat  dipercaya sebab tidak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan  kepadanya, sehingga menerima hukuman.
Tanggung jawab dan  kreativitas hamba pertama dan kedua menjadi inspirasi bagi kita, sebagai  murid Yesus, untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya oleh orang lain  dan Allah sendiri. Ketika kita dapat melakukan tugas dengan baik,  setia, benar, dan bertanggung jawab, yakinlah bahwa orang lain akan  menaruh kepercayaan yang sangat besar kepada kita. Kita dipandang  sebagai pribadi yang berkualitas sebab mampu dipercaya. Semoga kita  tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain  dan Allah.
Sumber : Renungan Harian BKSN 2011 - Lembaga Biblika Indonesia
Dalam kehidupan bersama, di mana pun dan kapan pun, orang harus berjuang agar dapat dipercaya oleh orang lain. Orang mempertaruhkan diri dan hidupnya, dapat dipercaya atau tidak, di hadapan orang lain. Bila dapat dipercaya maka orang tersebut akan dipercaya terus, sebaliknya bila tidak dapat dipercaya lagi maka orang tersebut selamanya tidak akan pernah dipercaya. Artinya, kepercayaan itu mahal harganya. Orang tidak dapat bermain-main dengan kepercayaan. Orang tidak dapat menganggap remeh kepercayaan itu. Kepercayaan tersebut sangat menentukan keberadaan dan jati diri seseorang di hadapan orang lain, termasuk di hadirat Allah.
Perikop hari ini masih berbicara mengenai akhir zaman, yang digambarkan seperti seorang tuan yang mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Hamba pertama menerima lima talenta, yang kedua menerima dua talenta, dan yang ketiga menerima satu talenta, sesuai dengan kesanggupannya (ay 15). Ketika pulang, tuan mengadakan pertanggungjawaban bersama hamba-hambanya. Hamba yang pertama menyerahkan sepuluh talenta, termasuk labanya, dan dipuji oleh tuannya (ay 20-21). Hamba yang kedua menyerahkan empat talenta, termasuk labanya, dan dipuji seperti hamba yang pertama (ay 22-23). Hamba yang ketiga juga mempertanggungjawabkannya, meski sambil marah, dengan menyerahkan satu talenta saja, dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (ay 24-30).
Hamba pertama dan kedua merupakan gambaran hamba yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya sebab mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan kreatif, sehingga membuahkan hasil seperti yang diharapkan oleh tuannya. Apa yang dilakukan dan bagaimana caranya tidak terlalu pentjng sebab yang terpenting adalah hamba mampu mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Hasilnya adalah pujian dan pemberian kepercayaan yang lebih besar "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara lebih besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (ay 21 dan 23). Hamba ketiga merupakan gambaran orang yang tidak dapat dipercaya sebab tidak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya, sehingga menerima hukuman.
Tanggung jawab dan kreativitas hamba pertama dan kedua menjadi inspirasi bagi kita, sebagai murid Yesus, untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya oleh orang lain dan Allah sendiri. Ketika kita dapat melakukan tugas dengan baik, setia, benar, dan bertanggung jawab, yakinlah bahwa orang lain akan menaruh kepercayaan yang sangat besar kepada kita. Kita dipandang sebagai pribadi yang berkualitas sebab mampu dipercaya. Semoga kita tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain dan Allah.
Sumber : Renungan Harian BKSN 2011 - Lembaga Biblika Indonesia
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar