Sekitar 350 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan telinga.
Demikian pernyataan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam
rangka International Ear Care Day pada 3 Maret lalu. Dalam laporan ini
disebutkan,
setengah gangguan telinga sebenarnya mudah diobati dan dicegah. Sebab, gangguan tersebut umumnya terjadi karena infeksi telinga.
Banyak
penyebab dari infeksi telinga. Salah satunya adalah menumpuknya kotoran
telinga. Membersihkan kotoran telinga sesungguhnya mudah dilakukan.
Hanya saja, seseorang terkadang terlalu malas dan menyepelekan.
Dengan mudah, kotoran telinga bisa dibersihkan dengan
cotton bud atau dengan menggunakan terapi
ear candle.
Ear candling merupakan salah satu alternatif yang dipercaya mampu mambantu menghilangkan kotoran telinga.
Terapi
ini memerlukan penggunaan lilin telinga yang terbuat dari katun atau
linen yang digulung menjadi bentuk kerucut. Bahan ini kemudian direndam
dalam lilin dan dibiarkan mengeras.
Untuk membersihkan telinga,
lilin dimasukkan melalui lubang di piring yang dirancang khusus untuk
mengumpulkan lilin. Kemudian, lilin ditempatkan ke dalam saluran telinga
eksternal. Sementara salah satu ujung dimasukkan ke dalam telinga,
ujung lilin lainnya disulut dengan api.
Seperti dikutip dari laman
Alt Medicine, ear candle
dipercaya dapat menciptakan vakum tingkat rendah yang bisa menarik
kotoran keluar dari telinga dan tersedot melalui lilin berongga. Bahkan,
terapi ini diklaim mampu menghilangkan kotoran yang menyebabkan sinus
wajah.
Pendapat lain menyatakan, pembersihan kotoran telinga
dilakukan dengan bantuan asap dari lilin. Asap yang terbaKar ini akan
merangsang ekskresi alami tubuh lilin, sel mati, serbuk sari, jamur,
parasit, dan kotoran lainnya.
Amankah Terapi Ear Candle ?
Teknik membersihkan telinga yang memasukkan lilin berongga berbentuk kerucut yang disulut api ke dalam telinga atau ear candle dapat menyebabkan cedera serius. Bahkan, terapi ini tidak dianggap sebagai pengobatan yang efektif dalam kondisi apa pun.
Ear candle
disebut-sebut bisa menarik kooran dari dalam telinga. Bahkan, ada pula
yang menyebut sebagai terapi untuk mengobati sinus dan menjadi salah
satu cara untuk mengobati masalah pendengaran.
Penelitian
menunjukkan, bagaimana pun, terapi ini tidaklah efektif untuk
menghilangkan kotoran telinga. Parahnya, seperti dikutip dari Mayo Clinic, ear candle justru bisa mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam ke dalam liang telinga.
Dilaporkan Alt Medicine, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Laryngoscope
menyebutkan bahwa terapi ini bisa menyebabkan lilin tertinggal di
telinga. Alih-alih membersihkan kotoran, terapi ini justru bisa
menyebabkan masalah baru.
Selain itu, ear candle yang
menggunakan api ini berisiko luka bakar pada wajah, rambut, kulit kepala
saluran telinga, gendang telinga, serta telinga tengah. Bentuh lilin
telinga yang kerucut juga bisa menyebabkan gendang telinga terluka
karena tusukannya.
Oleh sebab itu, Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Amerika (FDA) menyarankan untuk mempertimbangkan penggunaan
terapi ini. Jika memang perlu membersihkan kotoran telinga yang
tersumbat, ada baiknya kosultasikan ke dokter untuk mendapatkan
pengobatan yang lebih aman dan efektif.
Pada
3 Maret lalu, seluruh dunia memperingati International Ear Care Day.
Dalam peringatan tersebut, Organisasai Kesehatan Dunia (WHO) merilis
laporan yang menyebutkan sekitar 5 persen warga dunia mengalami gangguan pendengaran. Sebagian besar dari gangguan tersebut terjadi karena masalah infeksi, termasuk infeksi karena kotoran telinga.
Sumber : tempo.co - ANINGTIAS JATMIKA | ALT MEDICINE.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar