Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Kamis, 29 September 2011

Mengapa Jalan-jalan di Indonesia

Oleh Trinity

Kalau ada yang bertanya kepada saya, “Mengapa sih harus jalan-jalan di Indonesia?” maka jawaban saya adalah, “Mengapa tidak?” Ada banyak alasan mengapa kita harus jalan-jalan di Indonesia. Di bawah ini saya tuliskan beberapa.

Semoga artikel ini dapat membuat Anda sepakat dengan saya: berjalan-jalan di Indonesia adalah wajib hukumnya.


Seorang perempuan di desa Sukopuro, Probolinggo, Jawa Timur berjalan melewati Gunung Bromo. Foto: AP/Trisnadi

Segala ada


Apa jenis wisata yang Anda cari? Wisata laut, gunung, budaya, belanja, atau flora dan fauna? Semua ada di Indonesia. Laut kita sudah tidak perlu diragukan lagi. Dunia bawah laut Raja Ampat, Wakatobi, Komodo dan Bunaken sudah terkenal di seluruh dunia.

Jenis pasir pantai apa yang Anda cari? Indonesia punya pasir putih bersih sehalus tepung juga merah muda berbutir-butir. Bagi pecinta gunung, Indonesia adalah negara dengan gunung berapi paling banyak di dunia. Ada banyak taman nasional bagi penggemar flora dan fauna.

Dengan beragam suku, etnis, agama dan kepercayaan, Indonesia punya keragaman budaya. Jakarta, kota dengan pusat perbelanjaan terbanyak, cocok buat yang hobi belanja. Gedung tua yang bersejarah, ada juga.


Sendratari di Candi Badut, Malang. Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto

Ramah


Banyak orang mengatakan, orang Indonesia tidak lagi seramah dulu. Tetapi saya percaya bangsa Indonesia tetaplah salah satu bangsa dengan tingkat keramahan tertinggi di dunia. Bahkan di kota besar seperti Jakarta yang konon masyarakatnya individualis, orang Jakarta jauh lebih ramah dibandingkan negara lain. Kalau Anda tersesat di belantara kekusutan Jakarta, tidak perlu ragu bertanya. Pasti dibantu. Di negara lain? Belum tentu.


Pantai yang masih sepi dan belum terjamah turis ini terletak di Tanjung Setia, Lampung Barat, Lampung. Foto: Antara/Rosa Panggabean

Murah


Mahal/murah memang relatif. Jika Anda tinggal di Medan, misalnya, berjalan-jalan ke daerah Indonesia timur tentu lebih mahal dari negara tetangga. Tapi jangan lupa, ada harga ada rupa. Sering kali yang Anda bayar sebanding dengan yang didapat.

Melihat komodo, satu-satunya binatang purba yang tersisa, dan leyeh-leyeh di pantai berpasir merah muda jauh lebih asyik dan membanggakan ketimbang berfoto di depan menara kembar atau main di taman hiburan. Karya manusia tidak akan bisa mengalahkan karya agung ciptaan Tuhan, bukan?

Supaya murah, kunjungilah daerah yang dekat dengan tempat tinggal Anda, misalnya provinsi tetangga. Anda bisa juga memesan tiket promosi penerbangan murah dari  jauh-jauh hari.


Melihat lumba-lumba di laut lepas? Itu bisa Anda lakukan di Tanjung Kiluan, Lampung; Lovina, Bali; sampai di Raja Ampat, Papua. Foto: Antara/Rosa Panggabean

Lebih mudah


Yang dimaksud dengan mudah di sini bukanlah tentang menjangkau tujuan-tujuan wisata di Indonesia, melainkan soal bahasa dan budaya. Ke daerah mana pun Anda pergi di Indonesia, tentu Anda sudah dapat memperkirakan pantangan di daerah itu.

Makin terpencil suatu daerah, biasanya makin kuat adatnya. Pastinya Anda mampu mengira-ngira di mana Anda boleh memakai tank top, dan mana yang tidak. Karena kita masih sebangsa, bahasa tubuh maupun ekspresi lebih mudah dibaca sehingga kemungkinan salah paham dapat diperkecil.

Gengsi


Salah satu alasan orang Indonesia jalan-jalan ke luar negeri adalah karena gengsi. Padahal, kurang bergengsi apa kalau Anda sudah menjelajahi seluruh Indonesia? Sangat ironis jika orang Indonesia lebih sering jalan-jalan di negara lain tetapi tidak tahu betapa indahnya negeri sendiri. Masak orang asing lebih paham kecantikan negara kita? Gengsi, ah!


Berselancar dengan ombak setinggi ini bukan hanya Anda temukan di Bali, di Lampung pun bisa. Foto: Antara/Rosa Panggabean

Perbaikan kehidupan


Bila keadaan ekonomi Anda baik-baik saja dan merasa tidak peduli dengan kondisi ekonomi negara, sebaiknya Anda berpikir ulang. Kondisi ekonomi negara selalu mempengaruhi kondisi ekonomi penduduknya.

Dengan jalan-jalan di negeri sendiri, kita ikut memperbaiki kondisi ekonomi negara kita yang efeknya juga akan memperbaiki kehidupan kita. Mengapa bisa begitu?

Sebab, menghabiskan uang di negeri sendiri akan membuat uang tidak “kabur” ke luar negeri. Yah, ibaratnya uang dari kantong kanan pindah ke kantong kiri, nggak pindah ke kantong orang lain. Jika perekonomian bangsa membaik, kita juga yang untung, kan?


Kunjungi juga blog Trinity di The Naked Traveler.

sumber : Yahoo Traveller

29 September : Pesta Malaikat Agung : Santo Mikael, Gabriel dan Rafael


 
 
 
Santo Mikael
Nama malaikat Mikael dalam bahasa Ibrani berarti “yang seperti kepada Allah?” dan dia juga dikenal sebagai "pangeran dari penghuni surga." Dia biasanya digambarkan sebagai seorang prajurit yang kuat, mengenakan baju besi dan memakai sandal. Namanya muncul dalam Kitab Suci empat kali, dua kali dalam Kitab Daniel, dan sekali masing-masing dalam Surat Yudas dan Kitab Wahyu. Dari Kitab Wahyu kita belajar pertempuran di surga, dengan St Mikael dan malaikat-Nya memerangi Lucifer dan para antek-anteknya (atau setan). Kita memanggil St Mikael untuk membantu kita dalam perjuangan kita : untuk melawan Iblis; untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari setan, terutama pada jam kematian, untuk memenangkan orang Yahudi dalam Perjanjian Lama dan sekarang orang Kristen, dan untuk membawa jiwa kepada penghakiman. Simbol : Malaikat dengan sayap; mengenakan baju besi, tombak dan perisai; timbangan; menunjukkan beratnya jiwa; batu kilangan, menusuk naga atau iblis; spanduk yang diisi dengan burung merpati; dilambangkan dengan warna oranye atau emas.
Pelindung : orang Melawan godaan, melawan kekuatan jahat, seniman, tukang roti, bankir, pertempuran, tukang perahu, pemakaman, pembuat kaleng/tong, anak-anak terancam bahaya; sekarat; teknisi medis darurat; pemain anggar, grosir, pembuat topi, kematian suci; ksatria; pelaut, pendaki gunung, paramedis,  pasukan , polisi, ahli radiologi, pelaut, orang sakit, aparat keamanan; tentara; menghadapi badai di laut , tukang pedang, dan  mereka yang membutuhkan perlindungan

Santo Gabriel
Nama St Gabriel berarti "Tuhan adalah kekuatanku". Dalam Kitab Suci ia muncul tiga kali sebagai utusan. Dia telah diutus kepada Daniel untuk menjelaskan visi tentang Mesias. Dia menampakkan diri pada Zakaria ketika ia menawarkan dupa di Bait Allah, untuk meramalkan kelahiran anaknya, St Yohanes Pembaptis. St Gabriel paling dikenal sebagai malaikat yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi utusan Kabar Sukacita, untuk mengumumkan kepada manusia misteri Inkarnasi. Salam malaikat untuk Bunda Maria, begitu sederhana namun begitu penuh makna, “Salam Maria, penuh rahmat”, telah menjadi doa dari semua orang Katolik yang konstan dan familiar. Simbol : malaikat, tongkat dan bunga lili; perisai, lentera, cermin, ranting zaitun, gulungan dengan kata-kata Ave Maria Gratia Plena; terompet kebangkitan, perisai, tombak, bunga lili, dilambangkan dengan warna perak atau biru.
Pelindung: Duta besar, persalinan; klerus, komunikasi, diplomat, pengirim berita, pekerja pos; hubungan masyarakat; pekerja radio; kolektor perangko, telekomunikasi.

Santo Rafael
Pengetahuan kita tentang malaikat Rafael datang kepada kita dari Kitab Tobit. Misi-Nya sebagai penyembuh luar biasa dan rekan perjalanan Tobias muda telah menyebabkan dia akan dipanggil untuk perjalanan dan pada saat-saat kritis dalam kehidupan. Tradisi juga menyatakan bahwa Raphael adalah malaikat yang mengaduk air di kolam domba penyembuhan di Betesda. Namanya berarti "Allah telah menyembuhkan". Simbol : tongkat; dompet dan ikan; tongkat dan labu; malaikat; pria muda membawa tongkat; pria muda membawa ikan; berjalan dengan Tobias; memegang botol atau termos; dilambangkan dengan warna abu-abu atau kuning.
Pelindung: Orang buta, yang menderita penyakit jasmani, konselor, penjual obat, masalah mata, pengawas dan teknisi kesehatan; penyakit mental; perawat, apoteker, dokter, gembala. orang yang sedang melawan penyakit, terapis, wisatawan; orang muda, orang-orang muda yang meninggalkan rumah untuk pertama kalinya

sumber : Hidup Baru