Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Minggu, 04 September 2011

Membagikan Kemampuan Diri

Andrew Carnegie, seorang yang berjasa terhadap bangsa Amerika, suatu hari mengeluh. Ia berkata, “Saya berutang terhadap semua keberhasilan yang pernah saya raih. Khususnya terhadap kemampuan saya untuk membuat orang-orang yang lebih pandai dari saya yang berada di sekitar saya.”

Carnegie mengaku, semasa hidupnya ia kurang mampu melakukan satu hal penting. Ia tidak bisa menularkan kelebihannya kepada orang lain. Kelebihannya itu ia gunakan untuk dirinya sendiri. Orang lain tidak boleh memiliki kelebihannya. Ia baru sadar, ketika ia sudah menjadi tua.

Karena itu, ia merasa memiliki utang yang besar terhadap bangsanya. Ia menyesal, dulu sewaktu muda ia tidak menularkan kelebihannya itu kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Seandainya keahliannya itu ia tularkan kepada orang lain, tentu banyak orang akan menggunakannya untuk kemajuan bangsa manusia.

Sering kita menyaksikan hal-hal seperti ini terjadi dalam hidup sehari-hari. Seorang pengusaha tentu akan tetap menjaga rahasia suksesnya. Ia tidak ingin rahasia suksesnya itu ditiru oleh orang lain. Baginya, rahasia sukses itu mesti ia simpan rapat-rapat untuk dirinya sendiri. Orang lain tidak perlu tahu.

Tentu hal ini sah-sah saja. Tidak ada orang yang bisa melarang seseorang untuk menyimpan rahasia suksesnya untuk dirinya sendiri. Namun seperti kisah di atas, hal yang baik yang tidak ditularkan kepada orang lain itu akan mati bersama orang yang memilikinya.

Hal yang baik itu tidak akan bertumbuh dan berkembang. Hal yang baik itu akan tetap satu saja. Tidak akan menjadi banyak. Padahal dalam hidup ini kita butuh semakin banyak hal baik yang mesti dikembangkan.

Kalau kita menularkan kebaikan-kebaikan atau keahlian-keahlian kita kepada orang lain di sekitar kita, maka hal-hal itu akan bertumbuh dan berkembang. Keahlian yang kita miliki itu akan hidup terus dalam diri orang-orang lain.

Sebagai orang-orang, kita didorong oleh suatu semangat untuk membagikan apa yang kita miliki kepada orang lain. Dalam hal ini yang kita miliki itu kemampuan atau keahlian dalam diri kita. Ketika kita membagikan atau menularkan hal ini kepada sesama, berarti kita ingin membagikan kasih kita kepada sesama yang ada di sekitar kita. Kasih itu juga tumbuh melalui hal-hal seperti ini. Kasih itu menjadi tampak, ketika kita membagikan kemampuan diri kita kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/membagikan-kemampuan-diri.html

Persahabatan Yang Putus

Kenapa Persahabatan Bisa Putus?
Krn kadang kita sama2 berfikir:
"Ah..mungkin dia lg sibuk.."
Akhirnya ga jd telpn

Terkadang kita berfikir takut m'ganggu
Lama-kelamaan jadi cuek..
Akhirnya muncul pemikiran:Ngapain sih aku yg hubungi dia duluan?

Kl sdh begini,CINTA KASIH dlm persahabatan sdh berkurang,alhasil tdk ada lg hubungan,semuanya jd LUPA

Komunikasi sangatlah penting dlm hub dgn teman,klrga atau Tuhan

Biar kita slalu dkt dgn semua..
itu mjd alasanku,knp aku menulis STATUS ini..Tandanya,aku ngak pernah lpa sma kamu :)

Tegur aku jika aku mulai SOMBONG...Tegur aku jika aku mulai ANGKUH..tegur aku jika aku mulai SALAH

krn aku msh sangat butuh SAHABAT sperti kamu,Hari ini,esok dan SELAMANYA...



TUhan memberkati mu,sahabatku


"we take few seconds to hurt someone but sometimes we takes years to say sorry"

Kebohongan Ibu Yang Pertama

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan
ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut.. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku
tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku
tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN..

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

sumber:http://agung_pasca.staff.uns.ac.id/20/

Hati yang Mudah Tergerak oleh Belaskasihan

Ibu Teresa merasa terpanggil untuk melayani kaum miskin dan terlantar di kota Kalkuta. Tetapi peristiwa itu datang tidak terduga. Secara kebetulan ia menyaksikan orang-orang sakit yang menderita di jalanan kota Kalkuta. Tidak ada yang mengurus mereka. Begitu banyak yang kemudian mati tak berdaya.

Ibu Teresa tersentuh oleh penglihatan matanya itu. Waktu itu, ia seorang suster yang berprofesi sebagai seorang guru. Karena itu, bukanlah bidangnya kalau ia mengurusi kaum miskin, sakit dan terlantar.

Namun apa yang terjadi kemudian adalah ia merasa panggilan Tuhan di dalam hatinya begitu kuat. Panggilan Tuhan untuk mengurusi orang-orang miskin, sakit dan terlantar begitu menggetarkan hatinya. Karena itu, ia putar haluan. Ia melepaskan profesinya sebagai seorang guru dengan segala keteraturannya. Ia mulai mengurusi orang-orang miskin, sakit dan terlantar di kota Kalkuta, India.

Ia mulai mendatangi para gelandangan. Dengan tangannya sendiri ia mengangkat mereka dan membawanya ke tempat tinggalnya. Di sana ia membersihkan tubuh mereka. Luka-luka di tubuh mereka ia obati. Ia lantas memberi mereka makan. Ada yang sedang sekarat, ia beri ketenangan agar dapat meninggal dengan damai.

Karya Ibu Teresa ini kemudian berkembang. Banyak orang mulai membantu karyanya. Mereka memberi penghargaan yang besar atas karyanya itu. Sampai akhirnya ia menerima hadiah nobel perdamaian karena karyanya itu.

Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang miskin, sakit dan terlantar. Mereka membutuhkan uluran tangan dari kita. Namun yang kita butuhkan adalah hati yang mudah tergerak oleh belaskasihan. Orang-orang yang miskin, sakit dan terlantar itu seringkali kurang mendapatkan perhatian. Bahkan tidak jarang mereka dicurigai.

Tuhan terus-menerus memanggil kita untuk membantu sesama yang miskin, sakit dan terlantar. Seketul roti saja akan sangat berharga bagi mereka yang miskin. Banyak orang kekurangan makanan. Untuk sekedar hidup saja banyak orang mengalami kesulitan.

Karena itu, kalau kita memiliki hati yang mudah tergerak oleh belaskasihan seperti Ibu Teresa, tentu kita akan segera membantu sesama yang sangat membutuhkan bantuan kita. Untuk itu, kita butuh rahmat dari Tuhan. Rahmat ini kita butuhkan, agar kita kuat dalam melibatkan diri untuk membantu mereka yang miskin, sakit dan terlantar.

Sebagai orang beriman, hati kita mesti mudah tergerak oleh penderitaan sesama. Karena itu, mari kita mendidik diri kita agar mudah tergerak melihat sesama yang menderita. Bayangkan, kalau mereka yang menderita itu adalah kita sendiri. Tentu kita butuh bantuan dari orang lain. Karena itu, mari kita mengulurkan tangan untuk membantu sesama yang menderita. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/hati-yang-mudah-tergerak-oleh.html

Warteg dan Bengkel ---- recomended place in Pantura (Pekalongan - Semarang)

Ini sebuah tempat rujukan yang bisa sista and brother gunakan di kala perjalanan yang di lakukan melewati daerah pantai utara pulau jawa alias Pantura, dari arah Jakarta menuju ke Semarang.....
Tepat nya di depan pabrik tekstil pt.Primatexco, Batang.
Penduduk di sana menyebut nya jl.Raya Sambong Batang karena letaknya dekat dengan alur Kali Sambong yang mengairi persawahan di sekitarnya.
Kalo dari arah Barat (Jakarta) tempatnya ada di sebelah kiri jalan.
Kalo dari Timur (Semarang) tempatnya ada di sebelah kanan jalan.
Warung nya berwarna biru muda dan sangat mencolok, terlihat dari jauh.

Tempat ini saya temukan karena temen saya, si Adi yang tidak sengaja saya jumpai sedang berhenti di pompa bensin yang ada di dekat daerah tsb.
Saya bilang pada Adi, saya capek sekali pengen makan tapi saya juga harus buru-buru mencari bengkel mobil karena mobil yang kami kendarai tadi sempet mogok di daerah Tegal, musim liburan kan susah mencari bengkel mobil yang buka.
Lalu si Adi bilang, gampang....kamu jalan aja lurus ke arah timur, dekat sini ada Bengkel dan Warung Makan yang ada di satu tempat, tidak mahal dan enak.
Dan kami pun meluncur ke tempat ini....

Tadinya saya juga bingung karena di daerah tersebut banyak sekali warung makan yang berjejer memanggil - manggil kami untuk mampir. Setelah berputar dua kali (hehehe....maklum bukan penduduk lokal) akhirnya ketemu juga....

Warung Makan Gloria dan Bengkel Mobil Sido Mulyo.
Sebuah warung makan sederhana yang berada di pojok sebuah bengkel mobil.
Jangan salah sangka dan bilang : iiiih...jijik ah... kan bau oli...upppsss...tentu tidak kalo di warung ini, karena bau oli terkalahkan oleh bau harum masakan yang tersedia di sana.

Menu masakan yang tersedia adalah masakan khas daerah Pekalongan, seperti : Nasi Megono, Rawon Sapi, Opor Ayam , Gule Sapi, mie goreng ndeso, Pepes Tahu, Krupuk Usek dan masih banyak lain nya lagi. Pokok'e enak lah...
Dan untuk masalah harga, di jamin nggak mahal...standarlah...

Service di Bengkel juga bagus. Mau request service mobil jenis apa aja bisa kok, pemilik bengkel ini bp.Muksin sudah biasa meng utak-atik mesin mobil sejak umur 14 tahun....dan para montir yang ada di situ juga sudah senior juga....
Untuk masalah biaya service, saya juga menjamin, kagak mahal...
O,ya di bangunan sebelah belakang juga tersedia juga sarana MCK.

Sista dan Brother bisa ngadem dulu, beristirahat tanpa di pungut biaya tambahan alias gratis selama beberapa saat setelah lelah dalam perjalanan.


Selamat mencari.....hehehe....


To Adi : thank you ,mas bro....