Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Sabtu, 22 Maret 2014

Mengenal Terapi Ear Candle

Sekitar 350 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan telinga. Demikian pernyataan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rangka International Ear Care Day pada 3 Maret lalu. Dalam laporan ini disebutkan, setengah gangguan telinga sebenarnya mudah diobati dan dicegah. Sebab, gangguan tersebut umumnya terjadi karena infeksi telinga.

Banyak penyebab dari infeksi telinga. Salah satunya adalah menumpuknya kotoran telinga. Membersihkan kotoran telinga sesungguhnya mudah dilakukan. Hanya saja, seseorang terkadang terlalu malas dan menyepelekan.

Dengan mudah, kotoran telinga bisa dibersihkan dengan cotton bud atau dengan menggunakan terapi ear candle. Ear candling merupakan salah satu alternatif yang dipercaya mampu mambantu menghilangkan kotoran telinga.

Terapi ini memerlukan penggunaan lilin telinga yang terbuat dari katun atau linen yang digulung menjadi bentuk kerucut. Bahan ini kemudian direndam dalam lilin dan dibiarkan mengeras.

Untuk membersihkan telinga, lilin dimasukkan melalui lubang di piring yang dirancang khusus untuk mengumpulkan lilin. Kemudian, lilin ditempatkan ke dalam saluran telinga eksternal. Sementara salah satu ujung dimasukkan ke dalam telinga, ujung lilin lainnya disulut dengan api.

Seperti dikutip dari laman Alt Medicine, ear candle dipercaya dapat menciptakan vakum tingkat rendah yang bisa menarik kotoran keluar dari telinga dan tersedot melalui lilin berongga. Bahkan, terapi ini diklaim mampu menghilangkan kotoran yang menyebabkan sinus wajah.

Pendapat lain menyatakan, pembersihan kotoran telinga dilakukan dengan bantuan asap dari lilin. Asap yang terbaKar ini akan merangsang ekskresi alami tubuh lilin, sel mati, serbuk sari, jamur, parasit, dan kotoran lainnya.



Amankah Terapi Ear Candle ?

Teknik membersihkan telinga yang memasukkan lilin berongga berbentuk kerucut yang disulut api ke dalam telinga atau ear candle dapat menyebabkan cedera serius. Bahkan, terapi ini tidak dianggap sebagai pengobatan yang efektif dalam kondisi apa pun.

Ear candle disebut-sebut bisa menarik kooran dari dalam telinga. Bahkan, ada pula yang menyebut sebagai terapi untuk mengobati sinus dan menjadi salah satu cara untuk mengobati masalah pendengaran.

Penelitian menunjukkan, bagaimana pun, terapi ini tidaklah efektif untuk menghilangkan kotoran telinga. Parahnya, seperti dikutip dari Mayo Clinic, ear candle justru bisa mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam ke dalam liang telinga.

Dilaporkan Alt Medicine, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Laryngoscope menyebutkan bahwa terapi ini bisa menyebabkan lilin tertinggal di telinga. Alih-alih membersihkan kotoran, terapi ini justru bisa menyebabkan masalah baru.

Selain itu, ear candle yang menggunakan api ini berisiko luka bakar pada wajah, rambut, kulit kepala saluran telinga, gendang telinga, serta telinga tengah. Bentuh lilin telinga yang kerucut juga bisa menyebabkan gendang telinga terluka karena tusukannya.

Oleh sebab itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyarankan untuk mempertimbangkan penggunaan terapi ini. Jika memang perlu membersihkan kotoran telinga yang tersumbat, ada baiknya kosultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih aman dan efektif.

Pada 3 Maret lalu, seluruh dunia memperingati International Ear Care Day. Dalam peringatan tersebut, Organisasai Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan yang menyebutkan sekitar 5 persen warga dunia mengalami gangguan pendengaran. Sebagian besar dari gangguan tersebut terjadi karena masalah infeksi, termasuk infeksi karena kotoran telinga.

 Sumber : tempo.co - ANINGTIAS JATMIKA | ALT MEDICINE.COM

Apa Beda Rebonding dengan Smoothing

mungkin sering bertanya-tanya soal perbedaan istilah smoothing dan rebonding. Dua istilah ini merupakan terminologi yang sering kita dengar saat berbicara soal metode pelurusan rambut. Sebenarnya apa beda kedua metode itu?
"Rebonding itu merujuk pada proses pelurusan rambut dengan lurus patah, sedangkan smoothing merujuk pada pelurusan rambut dengan hasil yang lebih natural,” ujar Presiden Direktur Akasha Wira International Martin Jimmi selaku pemegang lisensi merek tata rambut Makarizo menjawab pertanyaan wartawan, Rabu, 19 Maret 2014.
Istilah rebonding yang lebih dahulu populer memang membikin rambut para wanita lurus secara penuh, seperti disetrika. Rebonding di Indonesia juga mulai marak saat tren film seri Taiwan Meteor Garden populer pada tahun 2001 lalu. Ketika itu, tokoh utama wanita serial yang dibintangi boyband F4, memang memiliki rambut yang sangat lurus.
Sedangkan istilah smoothing baru muncul sekitar empat hingga lima tahun belakangan. Biaya untuk melakukan smoothing tentu lebih mahal dibandingkan dengan rebonding yang lebih dulu muncul, hasilnya pun konon lebih baik dibandingkan rebonding yang banyak dikeluhkan merusak rambut.
"Tapi istilah rebonding itu sendiri juga merupakan brand dari Makarizo dan menjadi top of mind dalam produk di kelasnya,” kata Strategic Marketing Director Akasha Wira International Jennifer Avan Cenna. Menurut Jennifer, metode rebonding sendiri sudah muncul sejak tahun 1980-an.

Sumber ; tempo.com