Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Selasa, 23 Agustus 2011

Membangun Kemauan untuk Bangkit dari Kesulitan

Seorang murid mengalami kesulitan dengan suatu mata pelajaran. Dengan mudah ia tidak senang terhadapnya dan semakin kesulitan. Ia sudah berusaha keras, namun ia masih tetap mengalami kesulitan. Ia juga sudah bertanya kepada teman-temannya yang lebih pintar darinya. Tetapi semua jawaban tidak membantunya untuk keluar dari kesulitan itu.
Ia mulai merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri di kelas. Melihat kondisi itu, teman-temannya malah menyingkirkannya. Mereka kurang mau menerima kehadirannya. Akhirnya, murid itu mendatangi guru kelasnya. Ia mengutarakan semua persoalan yang ia hadapi. Gurunya berusaha membantunya.
Kata gurunya, “Yang penting kamu memiliki kemauan untuk belajar. Kemauan itu yang mesti kamu tanamkan dalam dirimu.”

Murid itu menemukan jalan untuk keluar dari kesulitannya. Setelah pulang sekolah, ia mempelajari ulang bahan-bahan yang diberikan di kelas tentang pelajaran itu. Lama-kelamaan ia dapat menguasai pelajaran itu. Memang, yang ia butuhkan adalah kemauan dan kerja keras.
Setelah berhasil mengatasi kesulitannya, teman-temannya mulai mendekatinya kembali. Untuk hal ini, ia tidak dendam. Ia menerima kembali mereka apa adanya. Ia tidak mau mempersoalkan tingkah mereka waktu ia mengalami kesulitan. Ia malah bersyukur atas tantangan yang mereka tunjukkan kepadanya. Dengan begitu, ia dapat mencari cara-cara untuk keluar dari kesulitannya.
Dalam hidup ini, kita berjumpa dengan orang-orang seperti kisah di atas. Usaha keras ternyata dapat membantu orang untuk keluar dari kesulitan-kesulitan hidup. Untuk itu, orang mesti selalu berjuang. Tidak boleh berhenti berjuang. Apa pun tantangan yang dihadapi, orang mesti selalu mencari cara-cara untuk keluar dari kesulitannya.
Yang menarik adalah dalam hidup ini, kita jumpai juga orang-orang yang menyingkirkan sesamanya yang mengalami kesulitan. Orang hanya ingin melihat sesamanya yang tidak mengalami kesulitan hidup. Padahal hidup ini penuh dengan warna-warni. Hidup ini ada kalanya di atas. Tetapi ada kalanya berada di bawah. Ada kalanya orang mencapai kesuksesan yang gilang-gemilang. Tetapi ada kalanya orang mengalami kejatuhan yang paling pahit.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk berusaha menerima semua orang dalam keadaan apa pun. Kita menerima sesama yang sukses dengan sukacita. Tetapi kita juga mesti menerima mereka yang kurang beruntung dalam hidup ini dengan sukacita pula. Kesulitan hidup semestinya tidak menghalangi kita untuk membiarkan sesama kita terpuruk dalam kesulitannya.
Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/membangun-kemauan-untuk-bangkit-dari.html

Hidup di Bawah Penyelenggaraan Tuhan

Belum sepuluh tahun gempa menghancurkan rumahnya, datang gempa yang lebih dahsyat. Ini pengalaman seorang bernama Suwardi di Bengkulu. Baru tahun 2000 lalu rumahnya hancur berkeping-keping. Tanggal 12 September 2007 lalu rumahnya hancur lagi oleh goncangan gempa yang sangat dahsyat itu.
Suwardi tidak habis pikir. Ia tidak bisa mengerti. Mengapa ia baru mau mulai menikmati hasil panen kebun karetnya, justru derita yang mesti ia hadapi? “Apakah Tuhan masih mau menguji iman saya?” tanya Suwardi dalam hatinya.
Dalam kondisi seperti itu, yang justru membangkitkan semangatnya adalah kehadiran istri dan anak-anaknya. Mereka selamat. Mereka tidak mengalami luka sedikit pun. Mereka menyelamatkan diri keluar dari rumah begitu merasakan goncangan gempa.
Peristiwa mengerikan itu memberi suatu pemahaman yang sangat bernilai. Dalam kondisi seperti itu ia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Apalagi ia mesti menyalahkan Tuhan. Baginya, inilah kesempatan baginya untuk semakin menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Baginya, Tuhan masih tetap memelihara hidupnya. Tuhan tidak meninggalkannya sendirian berjuang dalam hidup ini.

Peristiwa-peristiwa dalam hidup kita berlangsung silih berganti. Satu peristiwa diganti oleh peristiwa berikutnya. Kadang-kadang kita merasa suatu peristiwa terulang kembali. Banyak peristiwa lewat tanpa sempat kita hayati. Hanya beberapa saja yang mengesan, membekas dalam benak kita. Peristiwa-peristiwa kunci itu menjadi penentu atau titik simpul hidup kita.

Sering kita terlarut dalam suatu peristiwa. Baik kegembiraaan maupun kesedihan bisa membuat kita tertekan. Akibatnya, kita tidak sempat memikirkan yang lain selain kesedihan atau kegembiraan.
Hidup kita ini suatu anugerah dari Tuhan. Hidup ini suatu penyelenggaraan Tuhan. Tidak ada orang yang menyelenggarakan hidupnya sendiri. Tuhan selalu campur tangan dalam hidup manusia. Soalnya adalah bagaimana manusia menanggapi hidupnya. Apakah dalam susah dan sedih ia menanggapi sebagai kutukan dari Tuhan? Atau apakah dalam kondisi seperti itu ia menanggapinya sebagai bentuk lain dari kasih sayang Tuhan atas dirinya?
Sebagai orang-orang yang beriman kepada Tuhan, tentu kita akan menanggapi segala bentuk susah, sedih dan derita hidup ini sebagai bentuk perhatian Tuhan terhadap kita. Karena itu, yang mesti kita lakukan adalah kita senantiasa berserah diri kepada Tuhan. Kita mesti senantiasa mengandalkan kasih setia Tuhan atas diri kita. Berserah diri kepada Tuhan berarti kita membiarkan Tuhan menguasai diri kita. Tuhan satu-satunya penyelenggara hidup kita ini. Tiada yang lain yang mampu memisahkan hidup kita dari penyelenggaraan Tuhan.

Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ



sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/hidup-di-bawah-penyelenggaraan-tuhan.html

Membangun Keakraban dalam Keluarga

Johan dan Gini adalah kakak beradik dari pasangan Wibowo dan Janet. Pak Wibowo adalah seorang pelaut. Kalau ia sedang melaut, berhari-hari bahkan berminggu-minggu ia berada di atas kapal. Karena itu, kepergian Pak Wibowo selalu dirindukan oleh Johan dan Gini. Kalau Pak Wibowo pulang, kedua kakak beradik itu sangat bergembira. Mereka tidak mau melewatkan waktu yang ada untuk bercanda dengan ayah mereka. Kadang-kadang bisa seharian penuh mereka saling bercanda atau bercerita.
Situasi seperti ini membuat keluarga Pak Wibowo sangat bahagia. Mereka bisa rekreasi bersama di pinggir kolam di pekarangan mereka. Suasana akrab sangat tercipta dengan baik. Hal yang agak aneh adalah kalau Pak Wibowo berada di rumah Johan dan Gini suka makan yang banyak. Bagi mereka, makan bersama dengan ayah meraka tidak akan terjadi dalam waktu yang lama. Paling-paling dua minggu. Setelah itu ayah mereka akan berlayar lagi bisa berbulan-bulan baru pulang ke rumah lagi.
Karena itu, kesempatan Pak Wibowo berada di rumah, Johan dan Gini berusaha untuk makan sepuas-puasnya. Pada kesempatan makan bersama seperti itu mereka dapat membangun keakraban di antara mereka.

Kerinduan untuk berjumpa dengan anggota keluarga merupakan hal yang sangat manusiawi. Ini yang mesti selalu dilakukan oleh setiap orang. Anggota keluarga adalah orang yang paling dekat. Pada kesempatan perjumpaan itu setiap anggota keluarga dapat mengungkapkan isi hatinya. Anggota yang sedang mengalami kegundahan dalam hidup, bisa dikuatkan untuk bangkit lagi. Anggota yang sukses dalam pekerjaan mendapatkan penghargaan dalam keluarga.
Kepedulian terhadap setiap anggota keluarga menjadi suatu keharusan dalam sebuah keluarga. Seperti apa pun sikap seorang anggota keluarga, ia patut mendapatkan kepedulian dari anggota yang lain. Karena itu, peranan orangtua sangat penting dalam membangun kepedulian ini.
Seorang anak yang sejak kecil diajari untuk peduli terhadap anggota keluarganya akan memberi perhatian yang besar kepada sesamanya. Mereka yang mengalami duka dan derita akan mendapatkan perhatian yang serius. Cinta diri yang berlebihan bukan menjadi bagian dari diri orang seperti ini. Ia akan mampu membagi apa yang dipunyainya untuk sesamanya yang mengalami penderitaan.
Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, pantaslah perjumpaan kita dalam keluarga kita bawa dalam suasana rohani. Artinya, kita mau ikut sertakan Tuhan dalam suasana akrab dan harmonis keluarga kita. Kita tidak hanya mencari Tuhan ketika kita mengalami penderitaan. Kita tetap menghadirkan Tuhan ketika kita mengalami sukacita dan damai dalam keluarga kita.

Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/membangun-keakraban-dalam-keluarga.html

Bertahan dalam Perbuatan Baik

Tahun 1898, John Dunning, seorang wartawan perang kantor berita Associated Press, meliput perang Kuba. Sebelum berangkat, ia pamit kepada Cordelia Botkin, teman selingkuhnya. Ia berkata, “Setelah penugasan ke Kuba, sebaiknya hungan kita diakhiri. Saya ingin kembali kepada istri saya, Mary.”
Cordelia Botkin sangat terpukul mendengar kata-kata John Dunning. Ia sangat marah. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Itulah kebebasan John Dunning. Status hubungan mereka bukanlah sebagai suami istri.
Suatu hari, saat John Dunning masih bertugas di Kuba, datang sebuah paket bertuliskan ‘Untuk Nyonya Dunning’ berisi coklat. Mary, seorang anak senator di Delaware, sangat bergembira menerima paket itu. Segera saja ia memanggil saudari dan dua ponakaannya. Mereka melahap coklat itu sampai habis. Tidak lama kemudian mereka muntah-muntah dan sakit perut yang hebat. Dalam hitungan jam, mereka meninggal.
Otopsi terhadap keempat korban menunjukkan adanya racun arsen dalam jumlah banyak di tubuh korban. Penyelidikan mendapati tulisan pada paket sesuai dengan tulisan Cordelia Botkin. Ia pun ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Kecemburuan yang buta ternyata bisa berakibat fatal bagi kehidupan. Rasa ingin memiliki yang begitu besar dari seseorang bisa mengakibatkan hal-hal yang negatif terhadap orang lain. Dalam hidup ini hal-hal seperti ini bisa saja terjadi. Dalam lingkungan keluarga sekalipun hal seperti ini bisa terjadi. Kita baca di surat kabar atau nonton di TV tentang seorang istri yang tega membunuh suaminya. Atau seorang suami yang tega membunuh istrinya. Kadang-kadang persoalan yang dihadapi hanya persoalan sepele. Tetapi justru persoalan sepele itu bisa berakibat fatal bagi kehidupan. Persoalan sepele itu ternyata mampu mengalahkan cinta yang sudah dijalin bertahun-tahun.

Karena itu, dibutuhkan suatu kewaspadaan dalam hidup ini. Hal-hal yang tidak baik itu bisa seperti penyakit kanker yang mematikan. Untuk itu, yang mesti dilakukan oleh setiap orang adalah berusaha untuk melatih diri, agar tidak mudah terjerumus ke dalam perbuatan negatif. Latihan yang terus-menerus dapat membantu seseorang untuk lepas dari kecenderungan-kecenderungan yang kurang baik.
Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita dipanggil untuk bertahan dalam perbuatan-perbuatan baik. Memang ada begitu banyak godaan di sekitar kita. Ada suami yang mudah tergoda oleh kecantikan gadis di tetangga. Baiklah ia berusaha untuk menahan diri dengan mengatakan bahwa istrinya yang paling cantik di dunia ini. Ada pemuda yang mudah tergoda oleh kenikmatan sementara narkoba. Baiklah ia berlatih untuk menjauhkan diri dari teman-temannya yang suka memakai barang terlarang itu. Dalam usaha-usaha untuk hidup baik itu, kita mesti mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita bekerja bersama Tuhan untuk mengatasi berbagai persoalan hidup yang kita hadapi.



Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/bertahan-dalam-perbuatan-baik.html




Mencintai dengan Tulus

Seorang anak dididik dengan semangat yang keras oleh ayahnya. Ketika sekolah, kalau mendapat nilai di bawah tujuh, telinga anak itu dijewer oleh ayahnya. Bila ia rebut dengan adiknya, ayahnya memukul mereka dengan rotan di kaki mereka. Setelah besar pun ia dilarang pulang ke rumah lewat dari jam sembilan malam. Begitu jam sembilan, pintu pagar dikunci.
Anak itu sadar bahwa cara pendidikan yang dilakukan ayahnya itu demi kebaikan dia dan adik-adiknya. Ayahnya mencintai mereka. Ia tidak ingin mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang menyesatkan. Ia ingin agar masa depan mereka menjadi lebih baik.
Kata anak itu suatu hari, “Saya mengerti bahwa ayah saya sangat mencintai saya. Ia mendidik kami dengan cara seperti itu untuk kebaikan kami. Namun saya juga tidak bisa memungkiri bahwa saya mencintai ayah dengan rasa takut.”
Anak itu takut dimarahi kalau melakukan kesalahan. Karena itu, dalam hidup sehari-hari ia tampak terpaksa melakukan tugas-tugas. Ia tidak sekreatif teman-temannya yang lain. Ia lebih banyak menunggu diperintah untuk melakukan sesuatu. Apakah cinta seperti yang diperlihatkan oleh ayah itu sehat?
Begitu banyak orangtua yang ingin anak-anaknya sukses dalam hidup. Mereka tidak ingin anak-anak mereka terjerembab ke dalam persoalan-persoalan hidup seperti narkoba, tawuran massal atau persoalan-persoalan lain. Karena itu, ada orangtua yang begitu ketat mengawasi gerak-gerik anak-anak mereka. Hal seperti ini bisa menjadi bumerang. Di depan orangtua, mereka bisa sangat sopan seperti malaikat. Tetapi di belakang orangtua, mereka bisa menjadi begitu beringas. Mereka bisa bertingkah laku sembrono. Mereka bisa menjadi orang yang sangat jahat.
Karena itu, orangtua yang bijaksana mesti memberi saat-saat bebas bagi anak-anak mereka. Kebebasan itu akan menciptakan suatu kreativitas dalam diri anak-anak. Mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang-orang yang baik dalam hidup ini. Mereka menjadi anak-anak yang menghormati dan mencintai orangtua mereka secara tulus. Tanpa suatu paksaan apa pun.



Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, tentu para orangtua ingin membekali anak-anak dengan nilai-nilai rohani. Misalnya, anak-anak memiliki sikap yang jujur, tulus, rela berkorban bagi sesama. Hal-hal seperti ini mesti diajarkan kepada mereka. Namun lebih-lebih para orangtua memberi contoh kepada anak-anak dengan terlebih dahulu jujur, tulus dan rela berkorban bagi sesama.



Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/mencintai-dengan-tulus.html




Menghormati Para Pemimpin

Tanggal 26 Desember 1995, saya mengunjungi Disney World di Orlando, Florida, Amerika Serikat. Itulah kesempatan yang pertama dan mungkin yang terakhir saya bisa menyaksikan sebuah maha karya manusia. Di tempat ini diproduksi Film Kartun Mikey Mouse yang terkenal di senatero jagat itu.
Namun hal yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rakyat Amerika menghormati para pemimpin mereka. Di salah satu gedung di Disney World itu dibangun sebuah bioskop. Namanya adalah Potrait of Presidents. Protret para presiden Amerika Serikat. Namun ini bukan sekedar sebuah potret. Di panggung dari gedung bioskop ini ditempatkan patung para presiden Amerika Serikat, sejak Presiden George Washington hingga Presiden Bill Clinton.
Yang menarik adalah patung para presiden ini bisa bergerak. Misalnya, patung presiden John Kennedy bisa berdiri lalu tersenyum kepada para penonton. Atau patung Presiden George Washington yang dengan senyum ramah menyapa para penonton.
Dengan cara seperti ini, rakyat Amerika mau memberikan penghormatan mereka kepada para pemimpinnya. Meski dulu pernah ada presiden yang dibunuh, itu hanyalah catatan tinta hitam dalam sejarah Amerika Serikat.
Seorang teman Amerika mengatakan, dengan cara seperti itu rakyat Amerika dapat mendidik anak-anaknya untuk tidak lagi membunuh para pemimpinnya. Mereka mesti memberikan penghormatan. Karena para pemimpin itu telah berjasa bagi kehidupan bangsa dan negara. Seorang pemimpin patut mendapatkan penghormatan.

Bagaimana Anda mendidik anak-anak Anda untuk menghormati para pemimpin? Kita memang belum punya banyak presiden. Sehingga belum perlu kita buat bioskop khusus untuk menempatkan patung-patung mereka. Namun kita bisa memberi penghormatan kepada mereka melalui berbagai cara.
Yang menarik di negeri ini adalah ketika ada pemimpin baru selalu saja ada usaha untuk menyingkirkannya. Caranya berbagai macam. Kritik-kritik pedas sering dialamatkan kepadanya. Kesalahan yang sedikit sering diungkit-ungkit. Akibatnya, belum seberapa dia melaksanakan tugasnya, sudah begitu banyak tuntutan kepadanya.
Untung bahwa tinta hitam pembunuhan para pemimpin, khususnya presiden, di negeri ini belum ditorehkan ke dalam buku sejarah bangsa ini. Namun kita perlu mendidik anak-anak kita untuk senantiasa memberi penghormatan kepada para pemimpin kita.
Sebagai orang beriman, kita yakin para pemimpin itu dapat menjadi tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Yang penting adalah mereka mampu menyuarakan dan berjuang untuk kepentingan rakyat yang lebih luas. Kalau seorang pemimpin mampu memperjuangkan kepentingan rakyat, ia mengemban amanat dari Tuhan sendiri. Mari kita doakan para pemimpin kita, agar mereka memimpin negeri ini dengan bijaksana. Dengan demikian kepentingan rakyat yang dijunjung tinggi oleh para pemimpin kita.
Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ





sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/menghormati-para-pemimpin.html




Menumbuhkan Cinta yang Mampu Menghargai

Jean Ducuing, direktur sebuah kebun binatang di Pessac, Prancis, memiliki seekor kuda nil bernama Komir yang berusia 26 tahun. Ducuing bersahabat dengan binatang ini sejak binatang ini berusia tiga tahun. Usia Ducuing 62 tahun. Selama 23 tahun, setiap hari, Ducuing bermain-main dengan kuda nil itu.
Mereka bermain air bersama. Bahkan Ducuing melakukan guyonan yang keterlaluan. Dia sering memasukkan kepalanya ke mulut binatang yang bermulut lebar itu.
Namun persahabatan yang berlangsung hangat dan mesra itu berubah menjadi tragedi yang mengerikan. Hal itu dimulai, ketika Ducuing membeli sebuah traktor yang dipakainya untuk bekerja di sekeliling kebun binatang itu. “Kami memperhatikan bahwa setiap kali Ducuing mengendarai traktornya, Komir menjadi marah,” kata Jean-Claude Marchais, teman dekan Jean Ducuing.
Puncaknya terjadi pada minggu pertama November 1999. Mungkin karena merasa cemburu dengan mainan baru Ducuing, yaitu traktor, kuda nil itu melompati pagar listrik yang mengelilingi kandangnya. Ia kemudian mengunyah sahabat kentalnya itu sampai mati.

“Inilah kisah cinta yang berakhir dengan buruk,” kata Marchais.
Cinta yang berlebihan ternyata menumbuhkan kecemburuan. Ini cinta yang posesif. Cinta yang egois. Tentu orang tidak akan menyalahkan begitu saja kuda nil itu. Karena itulah naluri kebinatangannya yang tidak mau perhatian terhadapnya diambil oleh sesuatu yang lain.
Namun kalau cinta manusia terhadap sesama dikuasai oleh cinta yang posesif, manusia hanya akan terbenam dalam egoisme. Manusia dikuasai oleh rasa keinginan pribadinya yang begitu kuat untuk memiliki yang lain. Kecemburuan dan iri hati sering menyertai orang seperti ini. Ia bisa berbuat nekat, kalau cintanya untuk menguasai orang lain dihalang-halangi. Tragedi menyedihkan bisa saja terjadi. Banyak kisah cinta yang berakhir dengan tragedi kematian orang lain.

Sebagai orang beriman, tentu kita ingin mengembangkan suatu cinta yang lebih luas. Suatu cinta yang peduli terhadap hidup orang lain. Suatu cinta yang menghargai orang yang dicintai sebagai pribadi yang memiliki kebebasan dalam mengekspresikan cintanya.
Kalau kita mampu mengembangkan cinta yang tidak egois, kita akan dapat menjadi sahabat bagi banyak orang di sekitar kita. Cinta seperti ini akan bertahan lama. Cinta seperti ini tidak lekang oleh pengaruh jaman. Cinta seperti ini tidak terpengaruh oleh berbagai cobaan di sekitarnya.
Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati.

Frans de Sales, SCJ





sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/01/menumbuhkan-cinta-yang-mampu-menghargai.html



Waspada terhadap Godaan

Seorang anak laki-laki Indian merasa bahwa dia siap menjadi pria dewasa. Kepala suku berkata, “Untuk menjadi pria dewasa, kamu harus mampu bertahan di pegunungan selama satu minggu. Jika kamu berhasil hidup, maka kamu dianggap sebagai pria dewasa.”
Pemuda itu pun pergi ke gunung untuk bisa menjadi seorang pria dewasa. Ketika dia mendaki gunung yang paling tinggi, dia melihat seekor ular derik sedang berbaring di atas salju. Pemuda itu terkejut, ketika ular itu berbicara kepadanya. “Tolong saya,” ujar ular yang bergetar kedinginan itu. “Saya kedinginan, tersesat dan jauh dari rumah. Tolong angkat saya dan bawa saya ke lembah yang hangat. Jika saya tetap di sini, saya pasti akan mati.”
Pemuda itu mendekati ular itu. Dia sangat berhati-hati. Pemuda itu berkata, “Saya tahu jenis ular sepertimu. Jika saya mengangkatmu, pasti kamu menggigit saya.”
Ular itu berkata, “Saya tidak akan menggigitmu. Saya akan menjadi temanmu, jika kamu mau membawa saya turun gunung. Percayalah kepada saya.”

Pemuda itu berpikir bahwa ular yang bisa berbicara pasti ular yang spesial. Ia pun mengangkat ular itu lalu membawanya ke lembah yang hangat. Begitu dia meletakkan ular itu ke tanah, tiba-tiba saja ular itu menggeliat dan memagut lehernya. Pemuda itu berteriak kesakitan. Ia berteriak, “Kamu menggigit saya. Kamu berjanji bahwa kamu tidak akan menggigit saya. Sekarang saya akan mati!”
Dengan desis iblis, ular itu berkata, “Mau tidak mau saya harus melakukannya. Kamu sudah tahu persis apa yang akan saya lakukan, kalau kamu mengangkat saya. Selamat tinggal, tolol.”

Ini kisah tragis sebuah perhatian. Pertolongan yang begitu baik dibalas dengan kekejaman. Seperti itu pula kerja dosa. Dosa mencobai kita dan menarik kita, agar kita mendekat. Dosa menyebarkan kebohongan. Dosa membujuk kita untuk melawan akal sehat dan menguasai kita. Dosa meyakinkan kita untuk mempercayainya. Itulah dosa. Dosa justru menunjukkan kuasanya yang paling mematikan, jika kita mengira dia adalah teman kita.
Sebagai orang beriman, tentu kita ingin lebih hati-hati terhadap godaan-godaan di sekitar kita. Banyak orang tentu tidak ingin jatuh ke dalam dosa. Mengapa? Karena dosa itu menyebabkan penderitaan. Namun tidak jarang pula banyak orang tidak tahan terhadap godaan-godaan di sekitarnya. Sudah tahu kalau menggunakan narkoba itu merusak diri dan generasi penerus bangsa, tetapi banyak orang masih nekat menggunakannya.
Karena itu, kita senantiasa diajak untuk selalu waspada terhadap setiap bentuk godaan di sekitar kita. Ada begitu banyak godaan yang dapat membuat kita lengah terhadap bisikan suara hati kita yang jernih. Karena itu, kita mesti selalu mendengarkan suara hati kita yang jernih.

Setiap hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita seperti sekarang ini. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ


sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/waspada-terhadap-godaan.html

Memberi Semangat kepada Orang Lain

Di suatu Tahun Baru, seorang milyoner menghadapi suatu tragedi yang mengerikan. Milyoner yang bangga karena tidak pernah memberi tips bagi setiap pelayanan itu kehilangan kepala akuntannya. Akuntannya itu bunuh diri dengan minum racun maut. Padahal selama tiga puluh tahun bekerja dengan milyoner itu, tidak ada masalah antara mereka. Laporan keuangan selalu ia buat dengan sangat baik. Tidak ada keanehan apa-apa pada laporan keuangan itu.



Bahkan laporan keuangan itu teratur secara sangat rapi dan sempurna. Akuntan itu seorang yang sangat jujur. Ia tidak pernah membuat rekayasa-rekayasa dalam membuat laporan keuangan. Ia juga seorang yang sangat pendiam. Satu-satunya surat yang ditinggalkan akuntan itu hanyalah surat pendek yang ditujukan kepada milyoner itu.
Isi suratnya adalah “Selama tiga puluh tahun bekerja, saya tidak pernah mendapat dorongan semangat satu kata pun. Saya bosan!”
Setelah membaca surat singkat itu, milyoner itu sangat terkejut. Ternyata apa yang ia perlihatkan selama ini tidak selalu menyenangkan semua pegawainya.
Memberikan motivasi kepada orang lain itu sangat berguna. Orang akan melihat sesuatu yang memberi semangat itu sebagai suatu kekuatan dalam usaha-usaha mengembangkan diri. Ada orang mengatakan bahwa salah satu yang membentuk keahlian seseorang itu adalah adanya motivasi dari luar diri. Motivasi yang diberikan oleh seorang pemimpin itu ternyata memberikan kekuatan dalam diri seseorang untuk mengembangkan keahliannya.
Kisah di atas menunjukkan bahwa seorang yang ahli itu masih membutuhkan semangat dari pemimpinnya. Ada berbagai bentuk semangat yang bisa diberikan. Misalnya, pujian atau ucapan terima kasih atas apa yang telah dibuat. Atau bisa juga dalam bentuk hadiah atas suatu prestasi yang telah ditunjukkan.
Bentuk-bentuk semangat ini diberikan tanpa biaya yang tinggi. Tetapi orang yang menerima penghargaan itu akan sangat bergembira. Ia merasa bahwa apa yang ia buat itu membahagiakan orang lain. Apa yang ia lakukan itu ternyata berkenan di hati pemimpinnya. Dalam kondisi seperti ini semangat untuk bekerja akan semakin kuat. Semangat untuk meningkatkan kemampuannya akan dikembangkan terus-menerus tanpa diperintah oleh orang lain.

Sering kali kita menganggap remeh pujian yang kita berikan kepada orang lain. Atau kita menganggap biasa ucapan terima kasih yang kita tujukan kepada orang lain. Namun pujian atau terima kasih itu sangat bernilai bagi yang menerima. Karena itu, baiklah kita senantiasa memberi pujian dan ucapan terima kasih kepada mereka yang bekerja dengan kita siapa pun mereka. Kalau Anda punya pembantu yang baik, berilah pujian kepadanya setelah ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Ucapkanlah terima kasih untuknya. Hal-hal ini akan membantunya untuk meningkatkan kinerjanya dalam pekerjaannya.

Sebagai orang beriman, mari kita saling memberi semangat agar hidup ini semakin bermakna.

Frans de Sales, SCJ

sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/memberi-semangat-kepada-orang-lain.html




Mama - by IL Divo

Mama thank you for who I am

Thank you for all the things I'm not

Forgive me for the words unsaid

For the times

I forgot





Mama remember all my life

You showed me love,You sacrificed

Think of those young and early days

How I've changed

along the way



[Bridge]

And I know you believed

And I know you had dreams

And I'm sorry it took all this time to see

That I am where I am because of your truth

I miss you, I miss you





Mama forgive the times you cried

Forgive me for not making right

All of the storms I may have caused

And I've been wrong

Dry your eyes



[Bridge]





Mama I hope this makes you smile

I hope you're happy with my life

At peace with every choice I made

How I've changed

Along the way

And I know you believed in all of my dreams

And I owe it all to you, Mama



Nice song to sing.... Hope that always remember your mama in your heart....

Help me, Lord

Tuhan,
Engkau tahu siapa dan bagaimana aku, lebih dari pda aku mengetahui nya..
Engkau tahu setiap jalan2 di hidup ku..
Engkau pun tahu apa yang hendak aku katakan tanpa aku harus mengucapkan nya...
Engkau tahu semua rancangan dalam hidup ku...
Tuhan tolong,
Gandeng tanganku saat beban ini terasa berat..
Gendong aku dalam naungan sayap Mu saat sayap ku patah...
Dekap aku dalam pelukan lembut kasih Mu saat jiwa ku mulai kalah...
Obati aku dengan bilur2 darah Mu saat hati ku mulai berdarah..
Aku tidak bisa hidup tanpa Mu, Tuhan..
Kau adalah pelabuhan ku yang pertama dan terakhir, Tuhan...
Tolong tetaplah tinggal diam dalam hati dan hidup ku agar aku senantiasa belajar untuk mengasihi Mu

(Tuhan, aku sdh lelah harus selalu "bertengkar" dengan Mu melawan banyak kekerasan jiwa)

oleh Alloysia Iin pada 29 September 2010 jam 18:51

Susah Sekali Mengatakan : maafkan aku....dan aku sudah memaafkan mu...

Karena sulit jadi aku ingin sharing....
Agar aku bisa MENGALAHKAN RAKSASA DI DALAM HATI KU...
It's hard to fight this big giant inside of meine life..
Di butuhkan berkontainer kasih yang murni...tidak hanya pada saat tertentu tapi melainkan setiap waktu yang tersisa di hidup kita..
Saat ini pun aku sangat sulit untuk melakukan nya tp aku selalu mengerjakan nya.
Meski sangat "mahal harga" yang harus aku bayar, menerima semua perlakuan tak menyenangkan dan lalu menuliskan nya di pasir pantai, agar ombak membawa nya pergi jauh dari ku tanpa sisa lagi...


oleh Alloysia Iin pada 30 Desember 2010 jam 16:58

about L O V E

Sebuah perenungan yang mungkin menggugah hati mu...
L : Listening
Kita diberi Tuhan 2 telinga dan 1 mulut maksudnya adalah supaya kita bisa lebih banyak mendengar.
Mendengarkan keluhan2 pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, bahkan mungkin mendengarkan seseorang yang tidak kenal sama sekali...
O : over looking : mengampuni..
Kita di harapkan untuk selalu belajar memaafkan kesalahan2 pasangan kita dan juga orang lain yang pernah melukai perasaan kita...
V : value : menghargai
Kita di harapkan selalu menghargai orang lain, betapa pun tidak suka nya kita pada hal atau orang lain.
E : entertaint : menghibur
Kita di harapkan untuk bisa selalu menghibur saat kesedihan, kesesakan, kelelahan jiwa lain terpapar di hadapan kita, meski pun hati sendiri sedang sedih..

Diambil dari homili : Romo Paulus Tri Wahyu,Pr.
(ekaristi kudus tadi sore, Memperingati ulang tahun ke 94, eyang putri : Ignatia Kodiati Bernarkyana)


oleh Alloysia Iin pada 20 Agustus 2011 jam 21:03