Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Jumat, 04 April 2014

Newborn Baby Shopping Time

Delapan bulan!
Waktunya belanja perlengkapan dan kebutuhan bayi. Bukankah momen ini yang paling mengasyikkan dan kita tunggu-tunggu sebelum due date?
Masih ingat kan ‘ritual’ khas ibu hamil yang belanja kebutuhan bayi -terutama bayi pertama atau new mom. Pilih-pilih baby store, biasanya di ITC. Trus duduk di stool depan counter dan membaca daftar keperluan bayi baru -ini pasti ada di semua toko bayi-, atau sudah membawa daftar sendiri dari rumah. Setelah itu pelayan toko akan melayani, bolak-balik membawakan barang untuk dipilih. Wah, harusnya didokumentasikan tuh!
Oke, popok, bedong, baju lengan buntung, pendek, panjang, celana pendek, celana panjang tutup kaki.. aand the list ‘s getting longer. Standar ya. Hmm..biarpun udah anak ketiga, teteep dong belanja baju bayi dan lain-lain. Ehm..kalo ini sih karena saya udah terlanjur menyumbangkan baju-baju bayi kakaknya. Jadi alhamdulillah si dedek bayi nanti dapet baju baru, bukan lungsuran kakak-kakaknya yang cowok semua :D
Tapi saya belanja gak heboh juga sampai men-checked hampir semua item yang ada di list. Bahkan bisa dibilang cuma sedikiit, yang penting sudah ada item yang essensial dan paati kepake. Experienced mom nih ceritanya. Jadi ga bisa dibohongin atau dibujuk-bujuk lagi sama SA-nya.

 
all things fluffy from BoogyBaby
Selain baju baju dan popok, bedong atau baby swaddle dan washcloth juga wajib. Memang sih bayi sekarang tidak semuanya dibedong, kalau dibedong pun juga tidak lama. Tetapi selembar kain bedong itu benar benar multi fungsi! Mulai dari membungkus bayi, alas tidur, alas stroller, selimut, daaan macem-macem deh.
Pas banget saya menemukan kain bedong dari boogybaby. Kainnya beda lho dari bedong yang biasa kita beli. lebih tebal dan lembuut. Terbuat dari 100% katun yang breathable dan sangat lembut untuk kulit bayi. Kalau lihat di websitenya, produk BoogyBaby memang tidak terlalu beragam. Produk unggulannya hanya baby swaddle, baby burping cloth, washcloth dan baby bags (diaper bag, lunchy, etc).


Diaper bag-nya juga keren ya, dalam warna yang solid. Brand ini namanya memang diambil dari kata boogey, yang berarti going. Jadi mereka menyediakan keperluan bayi yang ‘on the go’, dan semuanya fashionable. Jadi mulai dari tas sampai selimut bayi, semuanya siap buat ‘tampil’ ;)



 by ketupatkartini — Wednesday, September 25th, 2013 at 4:00 pm

###############################################################################

Buat para bunda yang stay atau kebetulan mampir ke  Semarang untuk Pijat Bayi, Anak dan Emak nya...
Bisa ke ahli therapist : Ibu Bidan Yati - Jl.Puspowarno raya no.24  Semarang. Letaknya di seberang  dengan pasar Karang ayu Semarang.
Praktek tiap sore jam.17.00 - selesai , Hari : Senin, Selasa, Rabu, Jum'at, Sabtu dan Minggu
Setiap hari praktek kecuali Kamis sore (ibunya pengajian doloo)
Hari Libur juga praktek kalo kebetulan beliau nggak ke luar kota.
Tapiiiiii....jangan ngeluh ya....antri nya luamaaaa bangettt...lha pasien banyakkk bangettt...judul nya sabar...
Kalo saya sih bisa kapan aja minta tolong di therapi sama ibu nya saat darurat..hehehehe tapi saya juga antri kok kalo hari biasa...maklum sudah kenal baik dan lama sekali jadi pasien nya si ibu....malah kadang kalo ke sana bisa curhat2an pake tangis2an segala...hadooh...hahaha...lebay...nggak dink...
Oya..kalo sista mau kesana tapi kurang faham jalan nya bisa hubungi saya, ntar saya pandu...

Berapa Lama Idealnya Gunakan Bra Agar Tak Beresiko Kanker

Bra atau penyangga payudara adalah suatu hal yang wajib digunakan oleh para wanita, terutama para remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Menggunakan bra dipercaya bisa membuat bentuk payudara tetap indah dan kencang.
Namun tahukah Dreamers, jika menggunakan bra terlalu lama juga tak baik untuk kesehatan?
Dikutip dari DuniaFitnes.com, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengenakan bra terlalu lama dapat menimbulkan suhu disekitar payudara meningkat dan memacu timbulnya kanker payudara. Seorang ilmuwan bernama Soma Grismaijer asal Sydney, Australia melakukan sebuah penelitian mengenai berapa lama waktu yang tepat dan sehat mengenakan bra bagi wanita.
Grismaijer pun mengungkapkan bahwa waktu yang ideal bagi wanita untuk mengenakan bra adalah kurang dari 12 jam. Maka ia menyarankan para wanita untuk mengenakan bra minimal 12 jam sehari untuk mencegah resiko kanker payudara. Hal ini ia kemukanan atas dasar penelitian yang telah ia lakukan terhadap 4.500 wanita di lima kota besar di Amerika Serikat.
Wanita yang mengenakan bra selama 24 jam sehari lebih beresiko terserang kanker payudara ketimbang wanita yang jarang mengenakan bra. Hasil studi tersebut pun Graismaijer tuangkan dalam buku yang berjudul ‘Dresses To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras’.
Ia juga menyarankan para wanita untuk mengistirahatkan payudara saat tidur, yang artinya jangan mengenakan bra saat tertidur. Secara global, lebih dari 70% wanita yang terkena kanker payudara pada dasarnya tak memiliki resiko kanker payudara.
Namun dari hasil penelitian, diduga bahwa kebiasaan mengenakan bra dalam waktu yang lama serta kebiasaan mengenakan bra dengan ukuran yang tak sesuai juga memicu resiko kanker.

sumber : Yahoo she

Tiga Bulan Bersama Popok Kain

Sejak mengetahui kalau saya hamil, banyak sekali hal yang saya cari tahu melalui internet, salah satu pengetahuan baru saya adalah si CLODI alias cloth diapers. Saya langsung tertarik karena saya anaknya go green banget! HAHAHAHAHA. Idih, ngaku-ngaku, tapi beneran, deh! Dari kecil, keluarga saya menanamkan banyak hal soal mencintai bumi dan semesta alam. Tidak ada cerita buang sampah sembarangan, kalau tidak menemukan tempat sampah, ya, simpan di tas atau saku celana. Mesin mobil harus dirawat dengan baik, matikan lampu jika tidak digunakan, dan banyak lagi aturan penggunaan barang elektronik dan air yang intinya adalah menerapkan green living. Lagipula saya tidak terlalu mengenal popok sekali pakai (pospak) dengan baik, karena di keluarga besar kami, semua bayi hanya memakai pospak ketika keluar rumah. Sisanya selalu pakai celana kain biasa. Jadi pengalaman dipipisin bayi dan ngepel lantai karena pipis bayi sudah sangat biasa. Ternyata inilah yang membuat bayi-bayi di keluarga kami, termasuk saya dan adik, sudah lulus toilet training rata-rata pada usia 13-14 bulan. Karena mau tidak mau orang tua kami harus rajin mencatat waktu BAK anak-anaknya agar tidak capek ngepel lantai dan ganti celana yang basah :D
Jadilah pas tahu soal clodi, saya langsung semangat browsing. Cari tahu soal tipe dan harga. Pas tahu harganya, saya lapor dong ke suami, dan alhamdulillah disambut dengan baik, dengan catatan belinya nyicil :D Jadi sejak hamil 4 bulan, saya nyicil beli clodi 1 atau 2 buah per bulan, dan kalau ada yang tanya mau kado apa, saya bilang aja, kalau clodi (apalagi merk Blueberry atau Rumparooz) boleh banget dijadiin kado (hahaha, nggak tahu malu!) In the end of my third trimester, saya sudah punya 10 clodi campuran lokal dan impor. Tambahan di lemari baju Menik, sudah ada 3 lusin popok kain biasa, 6 buah celana pendek bayi, dan nol stok pospak. Entahlah, saya seperti punya keyakinan kalau saya bisa bertahan tanpa pospak seperti ibu dan semua tante saya.
Long story short, tanggal 17 Oktober 2011, Menik lahir. Ternyata karena RSIA tempat saya melahirkan punya aturan yang ketat soal ASI, bayi saya tidak dipakaikan pospak. Karena penggunaan popok kain biasa akan membantu perhitungan frekuensi BAK si newborn yang saat itu minimal 6x dalam 24 jam. Ini untuk mengukur kecukupan ASI. Selama di RS, suster-suster jaga itu terus-terusan bilang, “jangan lupa dicek popoknya 2 jam sekali ya, bu. Hitung popoknya sudah berapa yang basah, jadi ketahuan cukup ASI atau tidak”. Sepulang dari RS, kegiatan utama saya adalah nyusuin, ganti popok, dan menggendong, setiaaappp hari! Kalau suami, kerjaannya adalah mencuci seember popok dan kain alas yang sudah menunggu di pojokan kamar mandi. Paginya, jika jemuran sudah kering, saya menyetrika. Seru banget, ya, ternyata punya newborn yang kerjaannya pipis melulu. Haha!
Seminggu kemudian, Menik dan saya harus kontrol ke RS. Jadi untuk pertama kalinya, Menik memakai clodi yang ukuran newborn. Tapi ternyata saya masih kurang pengetahuan, saya tidak tahu kalau ke luar rumah sama bayi itu, at least bawa tiga clodi dengan enam inserts, wet bag untuk clodi dan ingat, ya, maksimal 6 jam diluar rumah dengan persediaan seperti tadi. Saya pergi melenggang ke RS tanpa clodi, tapi saya bawa baju ganti dan bedong, sih. Hasilnya, saya terpaksa belanja kain muslin segi empat dan peniti besar di sebuah toko baju anak yang ada di RSIA saya, untuk mengganti clodi Menik yang sudah basah. Iya, Menik pakai kain dipenitiin gitu pas di RS, dan semua orang memandang heran :p
Seiring waktu, saya belajar, dong, soal clodi ini. Jadi saya sudah biasa ke mal dengan Menik tanpa pospak. Satu tambahan bawaan adalah baju untuk saya, untuk jaga-jaga jika Menik gumoh atau insert geser dan ada insiden diompolin.
20130410-224720.jpg
Setelah tiga bulan terbiasa dengan clodi, popok kain biasa (FYI, popoknya Menik jahit sendiri, nih. Karena menurut saya potongan popok kain yang beli di toko-toko bayi di ITC itu ganggu, kelamin si anak bisa terlihat kalau terlipat), dan celana pendek bayi, tibalah long trip pertama Menik, yaitu ke Bandung. Inilah awal saya kenalan sama pospak. Karena mau naik mobil menuju Bandung, agar tidak repot di tengah jalan, saya memutuskan untuk membeli pospak ukuran kecil. Tapiiiii, ini rupanya awal saya keracunan pospak. Praktis, ya, bok! Pasang, lepas, buang. Akhirnya saya mulai memakai pospak jika bepergian dan malam hari. Clodi hanya dipakai jika dirumah dari pagi hingga sebelum tidur. Rencana toilet training ala keluarga saya, bubar jalan, dan hinggal usia 17 bulan saat ini, Menik belum mulai toilet training, hehe.
Urusan popok ini memang dilematis, ya. Di satu pihak, kita semua pasti ingin menjaga bumi demi kelangsungan hidup anak-anak, kan? Tapi di pihak lain, kepraktisan si pospak dengan potensi menumpuk sampah sulit diurai ini, sangat membantu siklus hidup si ibu dalam mengurus anak. Harus diakui juga, penggunaan popok kain ini sungguh membantu pengiritan ketika belanja bulanan. Keuntungan lainnya adalah Menik tidak pernah kena diaper rash sama sekali. Kemarin juga sempat demam seminggu, saya sudah khawatir soal ISK (Infeksi Saluran Kencing), tapi ternyata tidak, karena saya yakin sekali, area vital Menik selalu dalam keadaan kering.
Konon kabarnya selain bisa menghemat biaya pembelian pospak, kita juga bisa mengurangi tingginya angka sampah limbah popok sekali pakai yang setiap tahunnya mencapai 900 kg sampah/ bayi! Tenang, saya bukan clodi nazi :)) Kan masih pakai pospak kalau pergi keluar rumah dan malam hari, tapi setidaknya saya ingin mengurangi sampah di bumi ini. Let’s save our earth, let’s reused and reduced!

di share ya mbak... by sazqueen — Thursday, April 11th, 2013 at 7:30 am
 

Peralatan Bayi, Dulu Dan Sekarang

Dari tahun ke tahun, ilmu pengetahuan terus berkembang. Contoh paling gampang, nih, misalnya jangka waktu pemberian ASIX. Dulu dikatakan cukup empat bulan pertama. Ternyata setelah melewati berbagai penelitian, nambah sedikit menjadi minimal enam bulan pertama. Sebagai orangtua, tentu sudah kewajiban kita, ya, Mommies, untuk mengikuti dan terus update informasi terkini.
Sudah bukan masanya percaya plek-ketiplek semua yang dikatakan orangtua/om/tante, apalagi kalau dasar alasannya cuma ‘katanya…’, bukan fakta ilmiah. Eh, membantah perkataan para tetua tidak berarti kita durhaka, lho, ya, hehehe.
Bagitu juga untuk urusan perlengkapan bayi. Apa yang dulu lumrah digunakan orangtua saat membesarkan kita, belum tentu sekarang penggunaannya masih dianjurkan. Setahu saya, setidaknya dua benda ini yang sudah tidak dianjurkan.
1. Gurita
Dulu:
Dipakai untuk mencegah perut bayi kembung, buncit, dan pusarnya bodong.
gurita
Sekarang:
Seketat apapun gurita diikat ke perut bayi, tidak membuat perut mengecil. Pasalnya, kulit-lemak-otot bayi masih tipis dan belum berkembang, sehingga perut kelihatan besar dan kembung. Nanti seiiring pertumbuhan bayi, perutnya secara alamiah akan mengecil.
Begitu juga dengan pusar bodong. Tanpa gurita, pusar bayi pun nantinya masuk dengan sendirinya. Tapi, ya, kalau memang bakatnya bodong, mau pakai gurita sekalipun tetap saja akan bodong :D
Gurita juga menyebabkan bayi sulit bernapas. Tidak seperti orang dewasa yang mengandalkan pernapasan dada, bayi masih dominan pernapasan perut.
Risiko lainnya, gurita dapat meningkatkan risiko gastroesofageal refluks (GER). GER adalah kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung. Isi lambung keluar, tetapi tidak sampai di mulut, melainkan hanya sampai di kerongkongan. Kondisi ini bisa menyebabkan dinding saluran makan terluka.
2. Baby walker
Dulu:
Dipakai untuk melatih kemampuan bayi berjalan, sekaligus ‘penghemat’ tenaga orangtua karena tidak perlu capek-capek menitah. Tinggal masukkan ke baby walker, bayi bisa leluasa ‘jalan’ ke sana ke mari.
baby-walker
*gambar dari sini Sekarang:
Sejak 1995, American Academy of Pediatrics tidak menganjurkan pemakaian baby walker karena rentan cidera. Di AS, puluhan bayi meninggal akibat kecelakaan di baby walker, mulai dari menggelinding di tangga, benturan keras di kepala, hingga tenggelam karena bayi meluncur ke kolam renang.
Baby walker juga disinyalir justru menghambat perkembangan motorik kasar. Menurut sebuah studi pada 109 bayi yang dipublikasi di Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics, bayi yang menggunakan baby walker malah lebih lambat bisa berjalannya. Daripada menggunakan alat, tentu gerakan berdiri-merambat-melangkah sendiri, tetap lebih baik dalam melatih otot dan tulang.
Jika dua benda tersebut memang sudah tidak dianjurkan pemakaiannya, lalu kenapa masih banyak ditemukan di pasaran? Ya, menurut saya, sih, sama saja seperti rokok. Meski sederet efek negatif sudah digembar-gembor, tetap saja rokok mudah ditemui di setiap sudut jalan.
Seperti biasa, (lagi-lagi) merupakan tugas kita sebagai orangtua untuk melakukan seleksi :)
Btw, apakah Mommies tahu apa lagi perlengkapan bayi yang sudah tidak dianjurkan? Monggo di-share, lho.