Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Rabu, 10 Juni 2009

TIDAK PERLU MENUNGGU

Bacaan : Nehemia 1:1-11
Setahun: Mazmur 119

Nats: "Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada
doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu ..."(Nehemia 1:11)

Kebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya kesadaran akan rasa kesatuan dan nasionalisme yang muncul pada 1908. Kesadaran ini muncul ketika Dr. Sutomo dan beberapa kawannya mendirikan perkumpulan pemuda yang bernama Boedi Oetomo. Perkumpulan ini berawal dari diskusi-diskusi beberapa pemuda yang prihatin dengan nasib bangsanya ketika itu. Dari perkumpulan ini lama-lama berkembang menjadi kesadaran akan rasa kesatuan dan nasionalisme, yang pada akhirnya memuncak pada hari Sumpah Pemuda.



Apabila kita melihat sekilas gerakan ini muncul bukanlah dari keseluruhan rakyat Indonesia, tetapi dari beberapa orang individu yang peduli terhadap bangsa. Hal ini mirip dengan apa yang terjadi dengan bangsa Israel pada zaman Nehemia. Ketika itu bangsa Israel sedang ada dalam masa pembuangan. Sementara itu, keadaan tanah air mereka sedang dalam kesukaran besar dan sangat tercela (ayat 3).

Situasi inilah yang membuat Nehemia terpanggil untuk membangun kembali negerinya. Maka, mulailah ia berdoa untuk mengakui segala dosa bangsanya dan meminta pimpinan Tuhan agar bangsanya dapat kembali ke tanah air. Dan akhirnya, dimulai dari kerinduan seorang Nehemia, muncullah kecintaan bangsa Israel akan tanah air. Puncaknya adalah dibangunnya kembali tembok Yerusalem, simbol persatuan dan kesatuan.

Ya, kadang untuk membangun dan memperbaiki sebuah keadaan tidak perlu menunggu para petinggi dan pemimpin bergerak, juga tidak perlu menunggu pihak atau golongan tertentu mencetuskannya. Mulailah dari diri kita sendiri, di lingkungan yang paling dekat


INGIN MEMPERBAIKI NEGERI INI? JANGAN MENUNGGU!
KITA BISA MEMULAI DARI DIRI SENDIRI

_______________________________________
Kutipan Injil Nehemia 1:1-11
1.Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan
2.datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.
3.Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
4.Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
5.kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,
6.berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.
7.Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
8.Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.
9.Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.
10.Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?
11.Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar