Sekitar 7,7 persen masyarakat Indonesia tidak tahu dirinya menderita Diabetes Melitus (DM). Persentase ini setara dengan 11 juta orang. Angka didasarkan data Kementrian Kesehatan 2007. Data itu juga menunjukkan, hanya sekitar 23 persen yang faham dirinya menderita DM. Angka ini setara tiga juta orang.
"Dari data ini bisa disimpulkan kebanyakan orang tidak faham apa itu diabetes. Selain itu masyarakat juga tidak faham mengenai penyakit diabetes. Mereka beranggpan penyakit DM seperti flu atau masuk angin. Sekali minum obat lansung sembuh," ujar ahli penyakit dalam, dr Tri Juli Edi Tarigan Sp PD (K).
Hal ini, menurutnya, dikarenakan pengetahuan dan kultur masyarakat yang masih minim mengenai DM. Kebanyakan masyarakat tidak mengatahui DM bersifat selamanya. Penyakit yang disebabkan gagal atau kurang berfungsinya insulin ini akan menempel terus pada penderita.
Malas kontrol menjadi faktor berikutnya. Dokter yang akrab disapa TJ ini mengatakan, "Orang Indonesia beranggapan sekali kontrol penyakit beres. Begitu datang control, gula darah sudah melambung atau terlalu rendah. Komplikasi sudah terjadi.”
Padahal, untuk diabetesi, kontrol rutin sangat penting. Kontrol ini untuk menentukan jenis dan dosis obat. Jenis, dosis, dan jadwal kunjungan berbeda tergantung kadar gula. Saat ini diabetesi yang dirawat RSCM kebanyakan menggunakan obat oral. Jumlahnya kira-kira 47 persen. Obat suntik sekitar 30 persen, sedangkan yang mengkombinasikan diperkirakan 23 persen.
Faktor selanjutnya adalah, ketakutan ginjal rusak. TJ mengatakan hal ini tidak benar. Ginjal rusak pada penderita diabetes dikarenakan kadar gula yang tinggi. Obat untuk penderita diabetes dan pengencer darah sudah dirancang tidak menyebabkan kerusakan ginjal.
Diabetes telah menjadi penyakit pembunuh nomer dua di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar