Saat Hidup tidak lagi bersahabat dengan kita... Tetap lah "pegang erat Tangan Tuhan" Jangan pernah kau berpaling dari NYA, sebab TUHAN lah sumber pertolongan kita kemarin, hari ini , besok dan untuk selama-lama nya...

Kamis, 25 Agustus 2011

Narsisme

Dunia baru.

Ada hasil riset yang agak berbeda, katanya, dalam jaman dimana anak kecil tidak pernah lagi dimarahi, tetapi selalu dipuji, bahkan untuk hal yang paling kecilpun, ternyata melahirkan generasi haus pujian. Disekolah, dirumah, dikampus, selalu mengharapkan pujian.

Ketika mereka masuk dunia nyata, dan melihat kehidupan kerja dan masyarakat yang keras, dan mereka tidak lagi dipuji oleh orang sekeliling mereka, maka terasa sebuah ketidak nyamanan yang dalam. Ada kekecewaan dan rasa rendah diri, mereka menganggap dirinya tidak mampu, dan menjadi orang yang gagal dalam hidupnya. Padahal sebenarnya hanya biasa biasa saja, sebuah perjalanan hidup yang umum. Apalagi ketika ditegur dimarahi, langsung saja putus asa.
Pujian yang berlebihan juga membawa narsisme. Narsisme adalah kekaguman akan diri sendiri yang berlebihan, tanpa empati dan perhatian pada orang lain.
Facebook, bersama dengan teknologi lainnya, membuat hal ini menjadi berkembang. Selamat Ulang tahun dari 157 orang, yang disebabkan karena teknologi yang memudahkan semua orang tahu tanggal lahir kita, membuat kita mulai merasa jadi orang penting. Seperti juga ada orang lewat depan kita dan tersenyum, kita merasa menjadi selebriti, merasa orang itu menghormati kita.

Teknologi membuat kita makin individualistik, dan narsis. Kita menjauhi orang yang tidak sesuai dengan pandangan kita, dan hanya berkumpul dengan orang yang setuju dengan kita saja. Dijaman dulu, kalau anda tidak suka dengan teman anda, susah menggantinya, karena dia hidup dekat dengan anda, dan tidak ada pilihan, tapi dijaman ini tinggal klik klik klik, sahabat kita dari ujung dunia sampai ujung Indonesia.

Kenaikan taraf hidup masyarakat secara umum, juga melahirkan pemanjaan, anak ingin beli apa saja dituruti, terutama dengan sibuknya orang tua, yang menimbulkan rasa bersalah ortu terhadap anak, membuat apapun yang diminta sang anak, disetujui saja. Generasi narsis pun makin menjadi egois, tidak mau perduli kepentingan orang lain. Dunia ini dianggap berputar untuk dirinya sendiri, porosnya ada pada jiwa kerdilnya.
Marilah kita kembali memantau diri kita kembali, menyeimbangkan kehidupan, sadar kembali pada dunia nyata, realistis pada keadaan, dan menjalani kehidupan dengan lebih realistis kembali.





*Tanadi Santoso, 21 Aug 2011 (Rewrite and Repost tulisan lama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar