Renungan Harian Bulan Kitab Suci Nasional 2011 : "MENDENGARKAN TUHAN BERCERITA"
Hari 21 : Rabu, 21 September 2011 (Luk 18:1-8)
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang harus memberi upeti kepada
pejabat setempat agar proyeknya dapat berjalan lancar, termasuk urusan
administratifnya. Tidak hanya pejabat, semua stafnya pun minta jatah.
Situasi inilah yang menjadikan proses perijinan menjadi berbelit-belit
sebab semua orang menginginkan hal yang sama. Sepertinya sudah menjadi
kesepakatan tak tertulis di antara mereka. Jika hal ini tidak
dilakukan, bisa dipastikan bahwa semua urusan menjadi terhambat,
bahkan proyek bisa gagal karena ijin tidak keluar. Pejabat dan
orang-orang yang ada di sekitarnya sungguh menjadi penguasa, yang
menentukan nasib proyek tersebut dapat berjalan atau tidak. Mereka
tidak lagi melihat kegunaan proyek itu, yang ada adalah bisa bayar
atau tidak untuk memperoleh ijin. Itulah sebabnya, orang harus
merengek-rengek kepada pejabat dan stafnya agar proyeknya dapat
berjalan.
Hari ini Yesus menyampaikan perumpamaan yang berkaitan dengan doa.
Berdoa yang dilakukan dengan tidak jemu-jemunya, seperti seorang janda
yang selalu datang kepada hakim agar haknya dibela (ay 3). Hakim itu
awalnya menolak, tetapi lama-kelamaan mau membelanya sebab dia tidak
mau direpotkan oleh kehadiran janda ini (ay 4-5). Sikap hakim yang mau
mengabulkan permintaan janda nampaknya menjadi sikap Allah, yang tidak
mengulur-ulur waktu dan senantiasa berkenan untuk mengabulkan doa
orang yang datang dan berseru-seru kepada-Nya "Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru
kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka?" (ay 7). Apalagi, doa yang dihaturkan kepada-Nya itu
didasarkan pada iman yang benar dan mendalam.
Berdasarkan perumpamaan ini, kita diharapkan meninggalkan pemahaman
bahwa Allah harus mendengarkan dan mengabulkan segala yang kita minta
saat berdoa. Bila tidak dikabulkan, kita marah dan kecewa, tidak lagi
berdoa kepada-Nya. Sebagai murid Yesus, kita harus membangun sikap doa
yang benar dan menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang
beriman Katolik. Ketika berdoa, janganlah memaksakan keinginan kita di
hadirat Allah, tetapi berdoalah berdasarkan iman yang mendalam dan
dilakukan terus-menerus, tanpa henti dan lelah, sebab kita meyakini
bahwa Allah pasti memberi dan mengabulkannya. Segalanya akan menjadi
indah pada waktunya.
Sumber : Renungan Harian BKSN 2011 - Lembaga Biblika Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar