Seringkali kita tidak / kurang menyadari bahwa hati kita sebenarnya tumpul. Ketika kita tak lagi peduli, ketika mau menang sendiri, ketika kita mudah emosi, dan banyak hal yang kita kurang menyadari.
Lantas dengan apa kita menajamkannya kembali ?
Seorang tukang kayu yang banyak mendapatkan pesanan, dia akan bekerja keras. Namun dia sadar ada saatnya dia istirahat dan berhenti sejenak. Bukan untuk diam, atau tidur, tapi untuk mengasah (mengikir) mata gergajinya, supaya mampu menghadapi banyak pekerjaan yang sedang menunggunya, menyelesaikan dengan baik semua pesanannya.
Demikianlah diri kita juga, ada saatnya kita menarik diri dari hiruk pikuk dunia ini untuk berdiam diri. Untuk menajamkan hati kita dengan menjalin kembali "relasi" kita dengan Tuhan, supaya kita juga dimampukan menghadapi setiap pergumulan hidup yang ada. Banyak cara bisa kita lakukan dan Gereja Katolik memberikan sarana-sarananya ( Adorasi, retret, doa hening, atau devosi-devosi yang lain ) yang bertujuan membawa kita ber"relasi" kembalidengan Tuhan.
Mari saudaraku...kita belajar untuk senantiasa menajamkan hati...dan menjalin relasi mesra dengan Tuhan, agar kita senantiasa dimampukan dalam menghadapi badai kehidupan kita masing-masing...
oleh Hidup Baru pada 23 Agustus 2011 jam 21:53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar